Peristiwa Malari terjadi bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri (PM) Jepang Kakuei Tanaka ke Jakarta untuk kepentingan investasi slot olympus Jepang di Indonesia. Melansir Harian Kompas, 18 Januari 2014, mahasiswa berencana menyambut kedatangan Tanaka dengan melakukan aksi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

Kronologi

Mahasiswa menyambut kedatangan Kakuei pada 14 Januari dengan melakukan demonstrasi di Bandara Halim Perdanakusuma. Namun, para demonstran tak bisa masuk karena mendapat princess slot penjagaan ketat dari aparat keamanan. Keesokan harinya, mahasiswa kembali turun ke jalan untuk menuntut ketidaksetaraan penanaman modal asing yang menguntungkan kelompok tertentu, pemberantasan korupsi, dan tingginya harga kebutuhan pokok.

Selain tiga tuntutan itu, mahasiswa juga menuntut dibubarkannya Asisten Penasehat Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto. Menjelang sore hari, aksi demonstrasi mulai memanas dan berakhir ricuh. Kerusuhan besar ini diduga terjadi karena provokator.

Saat itu, terjadi sejumlah pengrusakan, pembakaran, dan penghancuran merek mobil Jepang. Kerusuhan yang semula terjadi di Jalan Sudirman meluas hingga ke Senen. Massa menjara dan membakar pusat perbelanjaan itu. Sejumlah gedung pun terbakar.

Ali Moertopo dan Peristiwa Malari

Dalam peristiwa Malari, Jenderal Ali Moertopo menuduh eks PSI dan eks Masyumi atau ekstrem kanan adalah dalang peristiwa tersebut. Namun, setelah para tokoh peristiwa Malari seperti Sjahrir dan Hariman Siregar diadili, tidak bisa dibuktikan bahwa ada sedikit pun fakta dan tak ada seorang pun tokoh eks Masyumi yang terlibat di situ.

Belakangan, pernyataan muncul dari dari Jenderal Soemitro (almarhum) dalam buku Heru Cahyono, Pangkopkamtib Jenderal Soemitro dan Peristiwa Malari bahwa ada kemungkinan kalau justru malahan Ali Moertopo sendiri dengan CSIS-nya yang mendalangi peristiwa Malari.

7 Dampak Peristiwa Malari

  • Pemberhentian Soemitro sebagai Panglima Kopkamtib
  • Pembubaran Asisten Pribadi Presiden
  • Penggantian Kepala Bakin
  • Munculnya korban jiwa, kerusakan, dan penjarahan
  • Dampaknya terhadap pers
  • Dampaknya terhadap kehidupan mahasiswa di kampus
  • Dampaknya terhadap hubungan diplomatik Indonesia-Jepang