Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan keterampilan yang diperlukan olehnya.

Moral adalah sesuatu yang abstrak, tidak berwujud tetapi sangat berperan dalam kehidupan manusia. Dengan demikian, pendidikan moral adalah usaha nyata dalam membentuk moralitas anak didik menjadi generasi bangsa yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermoral.

Faktor Pendorong Krisisnya Nilai Pendidikan Moral dalam Dunia Pendidikan

1. Kurangnya pendidikan moral dalam lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah Pendidikan moral tersebut dalam prakteknya berjalan kurang efektif dan belum sesuai dengan harapan yang ingin dicapai. Dalam lingkup keluarga, pendidikan moral pertama kali ditanamkan dan lebih cenderung kepada penanaman nilai-nilai kejujuran, dalam segala aspek kehidupan keluarga serta sarana pembentuk kepribadian yang pertama kalinya.

Pendidikan moral dalam masyarakat juga harus memberikan andil terhadap perkembangan seorang individu. Perkembangan moral di sekolah menjadi wahana yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan moral peserta didik.

2. Pengaruh globalisasi Adanya globalisasi atau pasar bekas dimana seluruh pelosok dunia dapat bebas berinteraksi tanpa batasan ruang dan waktu, banyak membawa pengaruh-pengaruh yang kurang baik terhadap moral-moral anak bangsa, sehingga hal ini pun mengakibatkan semakin krisisnya moral bangsa, apalagi dalam dunia pendidikan yang notabenya adalah para remaja yang masih sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tidak diinginkan sebagai pengkrisisan moral.

3. Kurangnya peran agama Pendidikan moral yang paling baik sebenarnya terdapat dalam agama, karena nilai-nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa paksaan dari luar, dan keyakinan tersebut ditanamkan sejak kecil.

Faktor Penting Pendukung Pelaksana Pendidikan Moral dalam Dunia Pendidikan

Berdasarkan tujuan pendidikan moral, terdapat tiga faktor penting sebagai pendukung pelaksana pendidikan moral, antara lain :

1.  Peserta didik
Peserta didik sejatinya harus memiliki tingkat kesadaran dan mampu mengembangkan nilai untuk moral dalam dirinya dengan bantuan lingkungan sekitarnya.

2.  Guru atau fasilitator
Guru seogyanya adalah fasilitator yang memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memahami dan menghayati nilai moral tersebut.

3.  Agama
Pendidikan nilai moral yang dapat dipatuhi dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan dari luar, datangnya dari keyakinan beragama yang telah ditanamkan pada diri individu sejak kecil.

Pelaksanaan Pendidikan Moral dalam Dunia Pendidikan

Pendidikan moral sangat perlu bagi manusia, karena melalui pendidikan, perkembangan moral diharapkan mampu berjalan dengan baik, serasi dan sesuai dengan norma demi harkat dan martabat manusia itu sendiri.

Pendidikan moral telah ada dalam setiap jenjang pendidikan. Di sekolah dasar perkembangan pendidikan moral tidak pernah beranjak dari nilai-nilai luhur yang ada dalam tatanan moral bangsa Indonesia yang terpapar jelas dalam pancasila sebagai dasar Negara.

Pendidikan moral bertujuan sangat mulia yaitu untuk membentuk anak negeri sebagai individu yang beragama, memiliki rasa kemanusiaan/tenggang rasa demi persatuan menjunjung tinggi nilai-nilai musyawarah untuk kerakyatan serta keadilan hakiki.